Sabtu, 21 Desember 2013
Kamis, 14 November 2013
Synyster Gates
Lahir dengan nama lengkap Brian Elwin Haner, Jr atau lebih di kenal dengan nama Synyster Gates, lahir di Huntington Beach, California, Amerika Serikat tanggal 7 Juli 1981. Brian adalah anak pertama. Dia mempunyai adik bernama Brent, Johnny, dan McKenna. Ayahnya, Brian Elwin Haner Sr. (biasa dipanggil dengan nama Papa Gates), adalah seorang pelawak dan gitaris professional. Ibu kandungnya bernama Jan. Ibu tirinya, Suzy Haner, adalah seorang ahli hipnotis.
Brian mendapatkan gitar pertamanya dari nenek dan kakeknya. Salah satu lagu pertama yang ia pelajari adalah lagu Stairway to Heaven karya Led Zeppelin. Ketika Brian duduk di kelas 6, ia sudah bisa menebak chord dari sebuah lagu hanya dengan menggunakan pendengarannya. Setelah Brian diberi gitar, dia mengatakan bahwa sekolah sudah tidak ada gunanya. Nilai bagus hanya dia peroleh sampai ia duduk di kelas 4.
Brian memasuki grup musik Avenged Sevenfold sebagai gitaris ketika ia berumur 18 tahun di akhir tahun 1999. Dia juga memainkan piano pada lagu "Beast and the Harlot" dan "Sidewinder". Dia menciptakan lagu pertamanya berjudul "So Far Away" untuk mengenang sahabat sekaligus drummerAvenged Sevenfold, James Owen Sullivan atau lebih dikenal dengan The Rev yang meninggal pada tanggal 28 Desember 2009.
Setelah mengeluarkan album Sounding The Seventh Trumpet. Ayahnya, Brian Elwin Haner Sr, yang sering dipanggil "Pa-pa Gates" adalah seorang gitaris dan sering mengisi track gitar akustik Avenged Sevenfold. Django Reinhardt, Adam Aparicio dan Roddy adalah gitaris
favoritnya, dan orang-orang yang mempengaruhi permainan gitar Synyster Gates. Synyster juga menjadi anggota band Pinkly Smooth, band sampingannya dengan The Rev(drummer Avenged Sevenfold), dan mantan bassist Avenged Sevenfold, Justin Sane. Pinkly Smooth bubar karena Synyster dan The Rev dituntut untuk fokus dengan Avenged Sevenfold. Synyster juga mengeluarkan clothing line bernama Syn Gates Clothing.
Synyster Gates merupakan lead gitaris dari Avenged Sevenfold. Idealismenya untuk tetap memainkan lead gitar yang cukup ngeshredd dan menampilkan teknik-teknik arpeggio seperti Cacophony atau Iron Maiden. Bahkan di internet juga banyak beredar video bootleg Synyster yang sedang bermain solo gitar.
Brian mempunyai seorang pacar bernama Michelle DiBenedetto, saudara kembar dari tunangan M. Shadows, Valary DiBenedetto. Brian dan kekasihnya memelihara anjing yang diberi nama Pinkly. Akhirnya Brian menikah Dengan Michelle pada 7 May 2010 di Mexico.
Synyster Gates merupakan lead gitaris dari Avenged Sevenfold. Idealismenya untuk tetap memainkan lead gitar yang cukup ngeshredd dan menampilkan teknik-teknik arpeggio seperti Cacophony atau Iron Maiden. Bahkan di internet juga banyak beredar video bootleg Synyster yang sedang bermain solo gitar.
Brian mempunyai seorang pacar bernama Michelle DiBenedetto, saudara kembar dari tunangan M. Shadows, Valary DiBenedetto. Brian dan kekasihnya memelihara anjing yang diberi nama Pinkly. Akhirnya Brian menikah Dengan Michelle pada 7 May 2010 di Mexico.
Eric Clapton
Nama Asli : Eric Patrick Clapton
Tempat/Tgl Lahir : The Green Ripley, Inggris, 30 Maret 1945
Website : http://www.ericclapton.com
Gaya Permainan : Blues
Group Band terdahulu : Yardbirds, John Mayall’s Bluesbreakers, Cream, Blind Faith
Pengaruh musikal : Albert King, B. B. King, Muddy Waters
Gitar : Fender Stratocaster Eric Clapton Signature, Martin 000-28EC Eric Clapton Signature Acoustic Guitar
Efek : DigiTech Eric Clapton Crossroads Pedal
Ampli : Soldano SLO100 Super Lead Overdrive Head, Marshall 1962 Bluesbreaker Combo, Fender Twin Amp 100 Watt All-Tube Amp
Eric Clapton adalah salah satu gitaris yang paling berpengaruh bagi perkembangan dunia gitar rock di dunia selain Jimi Hendrix. Permainannya banyak menjadi referensi gitaris-gitaris penerusnya seperti Richie Sambora, Eric Johnson, Slash, dan masih banyak lagi.
Masa kecil Clapton banyak dihabiskan bersama kakek dan neneknya. Ibunya, Patricia menitipkan Clapton pada kedua orangtuanya karena suaminya, Edward Fryer meninggal. Eric kecil mulai tertarik bermain gitar setelah menonton Jerry Lee Lewis di televisi saat berusia 13 tahun. Semenjak saat itu ia terus giat berlatih gitar. Sekolah desain yang ditekuninya, akhirnya terbengklai karena waktunya lebih banyak dihabiskan untuk bermain gitar.
Kemudian ia tergabung dalam band pertamanya, Roosters. Lalu ia tergabung dengan grup Yardbirds dimana terdapat pula gitaris-gitaris handal yaitu Jimmy Page dan Jeff Beck. Bergabungnya Clapton semakin menambah warna bagi grup tersebut. Trio gitaris ini langsung menjadi pembicaraan orang-orang. Namun pada tahun 1965, Clapton memutuskan keluar dari Yardbirds karena perbedaan visi. Ia pun selanjurnya tergabung dalam band John Mayyal’s Bluesbreaker. Kali ini ia bergabung dengan Peter Green, dan Mick Taylor.
Selanjutnya ia membentuk Blind Faith di tahun 1969. Di band ini Eric meraih popularitas yang cukup besar pada eranya. Setahun kemudian ia tergabung dalam Delaney and Bonnie & Friends. Di grup ini Eric mulai mengasah skill vocalnya. Pada 1971 Eric tidak lagi melanjutkan karir musiknya dengan Delaney and Bonnie & Friends.
Akhirnya Eric mulai bersolo karir. Album-album yang dilempar ke pasaran selama karirnya antara lain : Rainbow Concert (1973), 461 Ocean Boulevard (1974), No Reason To Cry (1976), Slowhand (1977), Crossroad (1988), MTV Unplugged, dan masih banyak lagi album solo lainnya. Bersama master blues B. B. King juga ia pernah mengeluarkan album kolaborasi Riding With The King (2001).
Dari awal karir, ia menggunakan gitar Fender Stratocaster sebagai senjata utamanya. Ia juga sempat berpindah ke Gibson namun hanya sementara dan ia kembali ke Stratocaster. Bahkan dalam sebuah lelang, Fender Stratocaster miliknya terjual seharga US$ 415.000,-. Sebuah harga yang sangat fantastis, namun cukup layak untuk seorang Eric Clapton. Kini bahkan ia dikontrak oleh Fender sebagai salah satu artis penggunanya dan juga dibuatkan Stratocaster signaturenya.
Meski pada masa-masa pertama ia terkenal sebagai seorang blueser, namun pada era tahun 90an tampaknya ia mulai banyak mengadaptasi musik pop ke dalam karya-karyanya. Namun nuansa blues tetap bisa kita dapatkan. Lagu-lagu hits darinya antara lain Layla, Running On Faith, My Father Eyes, Bad Love, Tears In Heaven, Wonderful Tonight, Change The World, Motherless Child, dll.
Jimi Hendrix
Johnny Allen Hendricks atau Jimi Hendrix lahir di King Country Hospital, Seattle, Washington pada 27 November 1942, Ia putra sulung pasangan Alex Hendricks yang Afro-Amerika Meksiko dan Lucille, seorang Indian Cherokee. Nama itu merupakan pemberian ibunya, yang kemudian diubah oleh sang ayah menjadi James Marshall Hendricks pada saat Hendrix kecil berusia 4 tahun. Kedua orangtuanya kemudian berpisah saat Jimi berumur tiga tahun. Ayahnya Alex yang bekerja sebagai tukang sapu, menghidupi keluarganya dengan susah payah.
Jimi kecil pun sering membantu ayahnya menyapu, dan dengan sapu itulah ia pertama kali bergaya bak seorang gitaris. Ia sering menirukan gaya duckwalk khas Chuck Berry. Sang ayah ternyata sering memperhatikan sikap puteranya. Pada 1952, saat Jimi berusia 10 tahun, sang ibu wafat. Hal ini membuat Jimi sangat terpukul dan menjadi anak yang pemurung. Alex sebagai seorang penganut agama yang taat, mengajarinya untuk tabah. Ia sering mengajak Jimi ke gereja dan ikut dalam paduan suara. Tetapi itu rupanya belum cukup untuk menghibur Jimi.
Karena kasihan melihat Jimi yang tak kunjung berhenti bersedih, ayahnya membelikan Jimi sebuah gitar akustik sebagai hadiah ulang tahun ke-12. Gitar itu dibeli dari seorang kawan ayahnya itu seharga 5 dollar. Gitar itu kemudian dibalik susunan senarnya oleh Jimi yang kidal, sehingga ia dapat memainkan gitarnya dengan tangan kiri memetik senar, sedangkan yang kanan menari di atas fretboard. Dengan bermain gitar, Jimi mulai dapat melupakan kepedihan ditinggal ibunya. Apalagi tiga bulan kemudian, Jimi dibelikan lagi sebuah gitar listrik Supro Ozark 160S oleh Alex. Eksplorasi musiknya pun menjadi lebih luas dengan gitar tersebut dan Jimi membentuk bandnya yang pertama Velvetone.
Sepanjang masa remaja itulah Jimi terus berlatih memainkan gitar. Ia sempat dikeluarkan dari sekolahnya Garfield High School gara-gara kebandelannya mengganggu para ceweq. Setelah putus sekolah, ia malah bisa lebih konsen membantu sang ayah. Dan tentunya ia juga lebih banyak mempunyai waktu untuk mengulik gitar. Jimi punya kegemaran mendengarkan album milik musisi blues beken seperti B.B. King, Elmore James dan Muddy Waters, ataupun para rock n' roller seperti Chuck Berry dan Eddie Cochran. Lagu 'Rock And Roll Music' dari Chuck Berry termasuk lagu yang paling sering dibawakan Hendrix. Bahkan kemudian B.B. King memberi penghormatan kepadanya dengan mengabadikan nama ibu Hendrix, Lucille pada gitar Gibsonnya.
Jimi mulai berkarir di musik tahun 1960, saat ia menjadi anggota sebuah band bernama Rocking Kings dan mulai sering manggung di tempat konser seputar Seattle. Walaupun sudah mulai menarik perhatian para pencinta musik, ia tampaknya belum bisa menunjukkan totalitasnya karena setahun kemudian ia malah kena wajib militer dan bergabung dengan angkatan darat di Fort Ord, California. Kemudian ia ditempatkan di 101st Airborne Paratroopers di Fort Campbell, Kentucky sebagai pasukan penerjun. Saat inilah ia bertemu dengan Billy Cox, seorang pemain bass berkulit hitam yang cukup disegani di kalangan musisi blues pada saat itu. Mereka sempat bermain di dalam band angkatan.
Dikarenakan cedera pergelangan kaki saat penerjunan yang ke- 26 kalinya, Hendrix kemudian diminta meninggalkan angkatan. Hikmah dari kejadian ini ---seperti kemudian dikemukakan Hendrix --- adalah ia jadi tidak perlu ikut dalam perang Vietnam yang meletus beberapa tahun kemudian. Saat itulah ia kembali bergabung dengan bekas teman-teman bandnya dan membentuk Bob Fisher & The Barnevilles. Mereka kemudian menjadi band pembuka untuk beberapa musisi untuk tour Amerika sebelum Hendrix kemudian pindah ke Vancouver, Kanada.
Tahun 1963, Hendrix pindah lagi ke Tennessee, dan di kampungnya Elvis Presley ini, ia bermain dengan sederet nama top waktu itu seperti Little Richard, Hank Ballard dan The Supremes. Ia juga ikutan di dua single-nya Lonnie Youngblood. Sayang, ia tidak sempat membuat kerja sama dengan Elvis. Tetapi ia sering menampilkan hit dari sang raja itu, yaitu 'Hound Dog' dan bahkan sempat pula merekamnya. Tentunya dengan versinya sendiri yang penuh teriakan dan geraman terutama di bagian chorus-nya.
Merasa kurang bisa mengembangkan karirnya, Hendrix pindah lagi dan kali ini ke New York. Di kota Big Apple itu, ia bermain bersama dengan Isley Brothers, sepanjang tahun 1964, termasuk untuk rekamannya di studio. Ia juga berkolaborasi dengan penyanyi soul Curtis Knight. Knight kemudian menulis lagu 'Ballad Of Jimi' yang ditulisnya pada 1965, setelah Jimi berkata padanya bahwa ia (Jimi) akan mati lima tahun lagi. Tahun itu juga Hendrix menjadi anggota band pendamping Little Richard dan sering berkeliling di panggung- panggung seputar New York, salah satunya adalah Paramount Theater.
Sebagai musisi pendukung, tentu saja Hendrix kurang dapat mengekspos kemampuannya bermain gitar secara maksimal. Bahkan Little Richard pernah menyuruhnya melepas pakaiannya yang dinilai terlalu mencolok. Dan menggantinya dengan pakaian yang sudah dipersiapkan bagi musisi pengiring. Menjadi orang kedua tentunya bukanlah harapan Hendrix. Tidak bisa menonjolkan diri dan dengan bayaran kecil membuatnya tertekan. Suatu ketika ia berjalan-jalan bersama pacarnya Jeannette Jacobs, ia menunjuk pada baju-baju bagus di etalase sebuah toko. Ia bilang pada Jeannette, ”Jika saya terkenal nanti, saya akan belikan kamu baju seperti itu.” Jeannette tersenyum, tidak yakin hal itu akan jadi kenyataan. Karena saat itu Jimi sendiri hanya memiliki dua potong kemeja, dua celana dan sepasang sepatu butut.
Pada tahun berikutnya 1966, Hendrix mulai menemukan jati dirinya yang sesungguhnya. Ia membangun bandnya sendiri, Jimmy James & The Blue Flames. Saat main di Café Wha! di Greenwich Village, New York pada bulan Juni, penampilannya dikagumi oleh Linda Keith. Linda yang pacar gitaris Rolling Stones, Keith Richards itu, tak lama kemudian mempertemukannya dengan bassis grup Inggris The Animals, Chas Chandler. Chandler pula yang mengusulkan mengganti nama Hendricks menjadi Hendrix. Ia kemudian mengajak Hendrix mengembangkan karir di London.
Ke Inggris? Tempat para jawara gitar itu? Hendrix sempat ragu. Selain Keith Richards, di Inggris bercokol para gitaris hebat seperti George Harrison (The Beatles), Pete Townsend (The Who) dan tiga gitaris jebolan Yardbirds: Jimmy Page (Led Zeppelin), Jeff Beck dan Eric Clapton (Cream). Hendrix minder untuk bertemu dengan Richards dan yang lainnya. Tetapi bilang pada Chandler ia ingin juga bertemu dengan Clapton. “Tidak ada masalah dengan Richards,” kata Chandler. “Pacarnya sendiri yang merekomendasi kamu,” tambahnya. “Dan jika Clapton mendengarkan permainan kamu, maka dialah yang ingin bertemu kamu.” Chandler meyakinkan Hendrix. Dan walaupun membutuhkan waktu lima minggu untuk berpikir, ia pun akhirnya setuju. Maka, setelah mengurus berbagai macam keperluan, berangkatlah keduanya ke London.
Setiba di London pada 24 September 1966, Hendrix yang sebenarnya masih ragu, diajak Chandler ke kafenya Zoot Money. Di kafe yang merupakan tempat nongkrong para musisi itu, Hendrix sempat ber-jam session dengan pemusik setempat. Akhirnya --- setelah bermain sekitar dua jam --- Hendrix menemukan kepercayaan dirinya dan merasa akan cocok berkarir di Inggris. Chandler kemudian mengajak Hendrix berkeliling dari tempat satu ke tempat lainnya. Ia yang cukup ngetop bersama The Animals, banyak kenal dengan para musisi dan pemilik klab. Hal ini banyak membantu Jimi mendapatkan kesempatan untuk manggung. Di klab Blaises tempat Hendrix bermain, ia dilihat oleh Johnny Hallyday yang saat itu merupakan
penyanyi top di Perancis. Ia kemudian bernegosiasi dengan Chandler membicarakan kemungkinan kerja sama. Akhirnya diperoleh kesepakatan yaitu, Hendrix akan membuka konser Johnny. Tetapi Hendrix merasa harus memiliki band sendiri.
Di London, Chandler lalu mencarikan Hendrix dua 'pengawal' tangguh untuk posisi drums dan bass. Ia mendengar bahwa penggebuk drum Mitch Mitchell (lahir John Mitchell, 9 Juni 1947) keluar dari Georgie Fame's Blue Flames. Maka direkrutlah Mitchell mengisi posisi tersebut. Tinggal posisi pembetot bass yang masih lowong. Saat itulah, Noel Redding (lahir David Redding, 25 Desember 1945) yang mengikuti audisi untuk jadi gitaris The Animals, ditawari jadi pemain bass bersama Hendrix. Karena posisi gitaris dalam The Animals sudah terisi, dan menyadari persaingan sebagai pemain gitar terlalu ketat, ia setuju untuk jadi pemain bass dan menerima tawaran tersebut.
Mitchell merupakan seorang aktor cilik untuk iklan TV, sebelum memutuskan menjadi musisi pada saat remaja. Ia sangat menyukai permainan drum dari Buddy Rich dan Gene Kruppa. Sedangkan Redding yang jebolan sekolah seni, pernah bermain dengan Modern Jazz Group dan Loving Kind. Pada September inilah Hendrix sebenarnya baru ikutan mengubah namanya dari Jimmy menjadi lebih sederhana, Jimi.
Mereka bertiga membuat band Jimi Hendrix Experience yang kemudian melegenda. Itu terjadi pada Oktober 1966. Saat di mana karir Hendrix yang sesungguhnya baru dimulai. Penampilan pertama mereka adalah ketika menjadi band pembuka dari penyanyi Perancis Johnny Hallyday yang manggung di Paris Olympia pada tanggal 18 bulan yang sama. Tetapi demi penampilannya di Paris, Hendrix membutuhkan peralatan yang lebih hebat. Ia memerlukan ampli yang lebih besar dengan daya lebih kuat. Maka, Chandler pun menjual dua buah bass-nya --- Fender Precision dan Gibson EB ---untuk membeli Marshall Supro yang kemudian menjadi trademark-nya Hendrix.
Sebulan kemudian mereka --- untuk pertama kali sejak bertrio --- masuk studio. Mereka merekam lagu 'Stone Free' ciptaan Hendrix dan 'Hey Joe' karya Billy Roberts dan pernah dinyanyikan oleh Tim Rose. Kedua lagu tersebut digarap di De Lane Lea Studio, London. Sayang ketika itu mereka masih sepi tawaran manggung. Sedangkan mereka harus membiayai hidup dan sewa studio. Sekali lagi Chandler harus merelakan koleksi bass-nya. Kali ini sebuah Fender Jazz Bass dan sebuah Fender Precision dilego. Ia pun bertekad, pengorbanan ini harus menghasilkan sesuatu yang hebat di kemudian hari.
Harapan itu sedikit demi sedikit mulai terwujud. Pada November mereka bermain selama empat hari di Big Apple Club, Munich, Jerman. Mendapat bayaran 300 pounds, mereka mulai bisa membiayai hidup. Dan Chandler terus berusaha agar Jimi Hendrix Experience bisa lebih diliput oleh pers. Hendrix cs. mendapat kesempatan jumpa pers pertama pada tanggal 25 bulan itu juga. Bertempat di klab Bag O' Nails, London, mereka menampilkan repertoar yang biasa mereka bawakan. Termasuk tentu saja 'Hey Joe' dan 'Stonefree'. Kalangan pers menanggapi positif penampilan mereka.
Memasuki Desember, Hendrix menandatangani kontrak empat tahun dengan Yameta Company, suatu perusahaan manajemen artis. Akhirnya single pertama 'Hey Joe' dirilis oleh Polydor setelah sebelumnya ditolak oleh Decca. Mereka bertiga lalu tampil di acara TV untuk pertama kalinya di penghujung tahun 1966 itu. Sayang pada malam Tahun Baru 1967, mereka tidak mendapat tawaran panggung. Untungnya, Redding mempunyai gagasan bagus. Ia mengajak Hendrix dan Mitchell bermain di kampung halamannya, Folkestone, sebuah kota kecil dekat London. Dan ia yang memiliki banyak kerabat di kota itu tanpa banyak kesulitan mendapatkan job.
Mereka berangkat naik kereta di dalam cuaca dingin. Tetapi hal itu tidak membekukan semangat mereka tampil di kafe Tofts. Apalagi orangtua Noel juga menyediakan tempat menginap bagi mereka plus sang manajer. Penampilan mereka di kafe Tofts itu paling tidak cukup untuk menghibur diri mereka sendiri. Memasuki Januari 1967 keadaan sudah mulai membaik. Walaupun sempat 'terpaksa' bermain di klab-klab kecil seperti Ram Jam dan Ricky Tick, mereka ma-sih sering mendapat kesempatan tampil di Scotch of St.Thomas dan 7 ½ Club. Bahkan kadang di klab yang terletak di White Horse Street, Mayfair, London itu, penampilannya ditonton oleh musisi terkenal seperti Paul McCartney, Pete Townsend dan Mick Jagger.
Bintang-bintang top itu ternyata menyukainya. Mereka sering bilang pada pers, bahwa mereka kagum pada penampilan Hendrix. Dan hal itu tentunya merupakan keuntungan publikasi yang besar bagi Hendrix dan dua sohibnya. Karena kala itu, penyataan dari para personel The Beatles, The Who dan Rolling Stones merupakan 'santapan wajib' yang harus diyakini oleh para pencinta musik di seluruh dunia. Akhir bulan itu, Jimi Hendrix Experience tampil di Saville Theater, London sebagai grup pembuka The Who. Kesempatan ini diperoleh juga atas permintaan Townsend. Tentu saja hal ini tidak disia-siakan. Dan Hendrix pun membuktikan bahwa mereka memang patut untuk diperhitungkan.
Pete Townsend yang kala itu merupakan gitaris dengan aksi panggung yang hebat, malam itu mendapat 'saingan berat'. Tahu bahwa Townsend akan melakukan atraksi khasnya seperti memutar gitar di udara, Hendrix melakukan atraksi yang lebih hebat. Tetap dengan cirinya seperti memetik senar pakai gigi, menggesekkan senar ke punggung atau menendang-nendang gitar. Tapi kali ini dengan gaya lebih agresif. Pada bulan Februari, single 'Hey Joe' mendaki di nomor enam pada chart Inggris. Hendrix pun semakin terkenal dengan gayanya yang liar.
Pers juga sering mengekspos hal tersebut. Sementara itu mereka bertiga masuk studio lagi untuk menyelesaikan penggarapan album penuh. Album itu dikerjakan di Olympic Studios, Barnes, London. Sepanjang bulan Maret tahun itu, mereka mengadakan pertunjukan keliling Eropa. Dimula di Twenty Club di Mouscron, Belgia dan 20 Club, Lille, Perancis lalu dilanjutkan ke klab legendaris yang juga melahirkan Beatles, Star Club di Hamburg, Jerman.
Balik ke Inggris, Jimi Hendrix Experience tampil pada acara “Top Of The Pops”di BBC1-TV. Saat tour kelling Inggris itu, mereka sempat sepanggung dengan Cat Steven, Walker Brothers dan Engelbert Humperdinck. Gaya agresif Jimi sempat membuatnya celaka. Waktu ia membakar gitarnya, tangannya ikutan terbakar. Ia pun dilarikan ke rumah sakit.
Kejadian lain yang tidak mengenakkan adalah ketika mereka habis bermain di New Century Hall, Manchester. Mereka menjadi korban salah sasaran dari oknum polisi setempat yang sedang razia anak di bawah umur. Ketika mau masuk ke dalam sebuah klab, mereka ditolak. Noel dan Mitch sempat ditarik polisi, mereka melawan dan mendapat beberapa pukulan. Jimi terhindar dari perlakuan tersebut karena memperlihatkan paspor Amerika. Untunglah keadaan bisa diatasi karena turun tangan sang manajer.
Tidak berapa lama Hendrix sembuh dari luka bakarnya pada bulan Mei, single 'Purple Haze' dilepas ke pasar. Sempat menduduki tangga ketiga pada chart, single tersebut segera disusul oleh album pertamanya, Are You Experienced? Album ini segera menyita perhatian pencinta musik dunia dan nangkring di posisi kedua pada chart selama 33 minggu. Jimi Hendrix Experience mengadakan tour Eropa dimulai di Neue Welt, Berlin, Jerman. Walaupun sempat kaget terhadap respon penonton Jerman yang kalem, mereka terkesan dengan pengetahuan publik Jerman tentang mereka. Dan tour pun berlanjut ke Denmark, Belanda, Perancis dan negara-negara Skandinavia.
Setelah masa awal dengan irama blues yang kental --seperti Satisfaction karya Stones yang pada prinsipnya adalah blues, kata Keith Richard-- berkembanglah musik rock yang memadukan musik dan seni pertunjukan. Aliran diawali dengan seniman pop dunia, Andy Warhol, yang berkolaborasi dengan The Velvet Underground. Dan yang sering disebut puncak dalam masa ini --yang juga dikenal sebagai art rock-- adalah The Wall karya Pink Floyd, berupa pertunjukan teater rock. Jimi Hendrix kemudian meninggal di London, Inggris, 18 September 1970 pada umur 27 tahun.
Di London, Chandler lalu mencarikan Hendrix dua 'pengawal' tangguh untuk posisi drums dan bass. Ia mendengar bahwa penggebuk drum Mitch Mitchell (lahir John Mitchell, 9 Juni 1947) keluar dari Georgie Fame's Blue Flames. Maka direkrutlah Mitchell mengisi posisi tersebut. Tinggal posisi pembetot bass yang masih lowong. Saat itulah, Noel Redding (lahir David Redding, 25 Desember 1945) yang mengikuti audisi untuk jadi gitaris The Animals, ditawari jadi pemain bass bersama Hendrix. Karena posisi gitaris dalam The Animals sudah terisi, dan menyadari persaingan sebagai pemain gitar terlalu ketat, ia setuju untuk jadi pemain bass dan menerima tawaran tersebut.
Mitchell merupakan seorang aktor cilik untuk iklan TV, sebelum memutuskan menjadi musisi pada saat remaja. Ia sangat menyukai permainan drum dari Buddy Rich dan Gene Kruppa. Sedangkan Redding yang jebolan sekolah seni, pernah bermain dengan Modern Jazz Group dan Loving Kind. Pada September inilah Hendrix sebenarnya baru ikutan mengubah namanya dari Jimmy menjadi lebih sederhana, Jimi.
Mereka bertiga membuat band Jimi Hendrix Experience yang kemudian melegenda. Itu terjadi pada Oktober 1966. Saat di mana karir Hendrix yang sesungguhnya baru dimulai. Penampilan pertama mereka adalah ketika menjadi band pembuka dari penyanyi Perancis Johnny Hallyday yang manggung di Paris Olympia pada tanggal 18 bulan yang sama. Tetapi demi penampilannya di Paris, Hendrix membutuhkan peralatan yang lebih hebat. Ia memerlukan ampli yang lebih besar dengan daya lebih kuat. Maka, Chandler pun menjual dua buah bass-nya --- Fender Precision dan Gibson EB ---untuk membeli Marshall Supro yang kemudian menjadi trademark-nya Hendrix.
Sebulan kemudian mereka --- untuk pertama kali sejak bertrio --- masuk studio. Mereka merekam lagu 'Stone Free' ciptaan Hendrix dan 'Hey Joe' karya Billy Roberts dan pernah dinyanyikan oleh Tim Rose. Kedua lagu tersebut digarap di De Lane Lea Studio, London. Sayang ketika itu mereka masih sepi tawaran manggung. Sedangkan mereka harus membiayai hidup dan sewa studio. Sekali lagi Chandler harus merelakan koleksi bass-nya. Kali ini sebuah Fender Jazz Bass dan sebuah Fender Precision dilego. Ia pun bertekad, pengorbanan ini harus menghasilkan sesuatu yang hebat di kemudian hari.
Harapan itu sedikit demi sedikit mulai terwujud. Pada November mereka bermain selama empat hari di Big Apple Club, Munich, Jerman. Mendapat bayaran 300 pounds, mereka mulai bisa membiayai hidup. Dan Chandler terus berusaha agar Jimi Hendrix Experience bisa lebih diliput oleh pers. Hendrix cs. mendapat kesempatan jumpa pers pertama pada tanggal 25 bulan itu juga. Bertempat di klab Bag O' Nails, London, mereka menampilkan repertoar yang biasa mereka bawakan. Termasuk tentu saja 'Hey Joe' dan 'Stonefree'. Kalangan pers menanggapi positif penampilan mereka.
Memasuki Desember, Hendrix menandatangani kontrak empat tahun dengan Yameta Company, suatu perusahaan manajemen artis. Akhirnya single pertama 'Hey Joe' dirilis oleh Polydor setelah sebelumnya ditolak oleh Decca. Mereka bertiga lalu tampil di acara TV untuk pertama kalinya di penghujung tahun 1966 itu. Sayang pada malam Tahun Baru 1967, mereka tidak mendapat tawaran panggung. Untungnya, Redding mempunyai gagasan bagus. Ia mengajak Hendrix dan Mitchell bermain di kampung halamannya, Folkestone, sebuah kota kecil dekat London. Dan ia yang memiliki banyak kerabat di kota itu tanpa banyak kesulitan mendapatkan job.
Mereka berangkat naik kereta di dalam cuaca dingin. Tetapi hal itu tidak membekukan semangat mereka tampil di kafe Tofts. Apalagi orangtua Noel juga menyediakan tempat menginap bagi mereka plus sang manajer. Penampilan mereka di kafe Tofts itu paling tidak cukup untuk menghibur diri mereka sendiri. Memasuki Januari 1967 keadaan sudah mulai membaik. Walaupun sempat 'terpaksa' bermain di klab-klab kecil seperti Ram Jam dan Ricky Tick, mereka ma-sih sering mendapat kesempatan tampil di Scotch of St.Thomas dan 7 ½ Club. Bahkan kadang di klab yang terletak di White Horse Street, Mayfair, London itu, penampilannya ditonton oleh musisi terkenal seperti Paul McCartney, Pete Townsend dan Mick Jagger.
Bintang-bintang top itu ternyata menyukainya. Mereka sering bilang pada pers, bahwa mereka kagum pada penampilan Hendrix. Dan hal itu tentunya merupakan keuntungan publikasi yang besar bagi Hendrix dan dua sohibnya. Karena kala itu, penyataan dari para personel The Beatles, The Who dan Rolling Stones merupakan 'santapan wajib' yang harus diyakini oleh para pencinta musik di seluruh dunia. Akhir bulan itu, Jimi Hendrix Experience tampil di Saville Theater, London sebagai grup pembuka The Who. Kesempatan ini diperoleh juga atas permintaan Townsend. Tentu saja hal ini tidak disia-siakan. Dan Hendrix pun membuktikan bahwa mereka memang patut untuk diperhitungkan.
Pete Townsend yang kala itu merupakan gitaris dengan aksi panggung yang hebat, malam itu mendapat 'saingan berat'. Tahu bahwa Townsend akan melakukan atraksi khasnya seperti memutar gitar di udara, Hendrix melakukan atraksi yang lebih hebat. Tetap dengan cirinya seperti memetik senar pakai gigi, menggesekkan senar ke punggung atau menendang-nendang gitar. Tapi kali ini dengan gaya lebih agresif. Pada bulan Februari, single 'Hey Joe' mendaki di nomor enam pada chart Inggris. Hendrix pun semakin terkenal dengan gayanya yang liar.
Pers juga sering mengekspos hal tersebut. Sementara itu mereka bertiga masuk studio lagi untuk menyelesaikan penggarapan album penuh. Album itu dikerjakan di Olympic Studios, Barnes, London. Sepanjang bulan Maret tahun itu, mereka mengadakan pertunjukan keliling Eropa. Dimula di Twenty Club di Mouscron, Belgia dan 20 Club, Lille, Perancis lalu dilanjutkan ke klab legendaris yang juga melahirkan Beatles, Star Club di Hamburg, Jerman.
Balik ke Inggris, Jimi Hendrix Experience tampil pada acara “Top Of The Pops”di BBC1-TV. Saat tour kelling Inggris itu, mereka sempat sepanggung dengan Cat Steven, Walker Brothers dan Engelbert Humperdinck. Gaya agresif Jimi sempat membuatnya celaka. Waktu ia membakar gitarnya, tangannya ikutan terbakar. Ia pun dilarikan ke rumah sakit.
Kejadian lain yang tidak mengenakkan adalah ketika mereka habis bermain di New Century Hall, Manchester. Mereka menjadi korban salah sasaran dari oknum polisi setempat yang sedang razia anak di bawah umur. Ketika mau masuk ke dalam sebuah klab, mereka ditolak. Noel dan Mitch sempat ditarik polisi, mereka melawan dan mendapat beberapa pukulan. Jimi terhindar dari perlakuan tersebut karena memperlihatkan paspor Amerika. Untunglah keadaan bisa diatasi karena turun tangan sang manajer.
Tidak berapa lama Hendrix sembuh dari luka bakarnya pada bulan Mei, single 'Purple Haze' dilepas ke pasar. Sempat menduduki tangga ketiga pada chart, single tersebut segera disusul oleh album pertamanya, Are You Experienced? Album ini segera menyita perhatian pencinta musik dunia dan nangkring di posisi kedua pada chart selama 33 minggu. Jimi Hendrix Experience mengadakan tour Eropa dimulai di Neue Welt, Berlin, Jerman. Walaupun sempat kaget terhadap respon penonton Jerman yang kalem, mereka terkesan dengan pengetahuan publik Jerman tentang mereka. Dan tour pun berlanjut ke Denmark, Belanda, Perancis dan negara-negara Skandinavia.
Setelah masa awal dengan irama blues yang kental --seperti Satisfaction karya Stones yang pada prinsipnya adalah blues, kata Keith Richard-- berkembanglah musik rock yang memadukan musik dan seni pertunjukan. Aliran diawali dengan seniman pop dunia, Andy Warhol, yang berkolaborasi dengan The Velvet Underground. Dan yang sering disebut puncak dalam masa ini --yang juga dikenal sebagai art rock-- adalah The Wall karya Pink Floyd, berupa pertunjukan teater rock. Jimi Hendrix kemudian meninggal di London, Inggris, 18 September 1970 pada umur 27 tahun.